Tujuan Instruksional Merupakan Komponen Penting Dalam Sistem Instruksional

A.    Latar Belakang

Mengajar merupakan pekerjaan professional yang tidak bisa lepas dari berbagai macam problema, apalagi yang dihadapi masyarakat yang dinamis. Guru sebagai pendidik dan pengajar dalam melaksanakan tugasnya sering menemukan problema-problema yang dari waktu kewaktu selalu berbeda, apalagi bila dihubungkan dengan keperluan perorangan atau kemasyarakatan, maka keanekaan problematika tersebut makin luas. Sabenarnya problematika tersebut datang dari implikasi dinamika masyarakat itu sendiri, yaitu menunjukkan hidup manusia menuntut kemajuan-kemajuan yang perlu dipenuhi oleh masyarakat itu sendiri. Akan tetapi problema yang menuntut kepada penelitian yang cermat mengenai sumber-sumber penyebabnya dan akibat-akibat apa yang akan timbul bila tidak terselesaikan.

Untuk itulah diperlukan suatu tujuan instruksional untuk mendefinisikan arah instruksional secara umum dan sebagai petunjuk tentang materi pelajaran yang perlu dicakup. Selain itu, tujuan instruksional juga memberikan pengarahan tentang metode mengajar yang sebaiknya diterapkan, serta membantu dan mempermudah pengukuran hasil belajar yang dituangkan dalam prosedur perencanaan dan penilaian.
Menurut Sodjarwo (1984: 38) Tujuan instruksional biasanya dibedakan menjadi dua,
yakni maksud atau disebut juga Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus.

Tujuan Instruksional Umun (TIU) yang istilah lainnya adalah “goal” atau “terminal objective” ruang lingkupnya luas dan merupakan pernyataan tentang perilaku akhir yang dapat dicapai oleh siswa setelah ia menyelesaikan satu unit pelajaran atau sub pokok bahasan. Jadi luas jangakauannya tergantung pada ruang lingkup kegiatan yang dilakukan. Tujuan Instruksional (TIK) yang istilah lainnya adalah sempit dibanding TIU dan merupakan hasil penjabaran dari TIU dalam bentuk perilaku spesifik.dengan kata lain dapat disebutkan bahwa TIK adalah kumpulan dari pernyataan yang lebih sempit dan terinci dibandingkan TIU yang biasanya dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, sehingga memudahkan pengajar dalam mengukur hasil belajar. Dalam proses pembuatan TIK rincian pernyataannya didasarkan pada TIU.

Tujuan Instruksional Khusus merupakan lanjutan dari tahap-tahap pengembangan instraksional yang diawali dari mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis Tujuan Instruksional Umum (TIU), selanjutnya melakukan analisis instruksional dan mengidentifikasi perilaku karakteristik awal siswa lalu setelah itu merumuskan Tujuan Instruksional Khusus.

Berdasarkan paparan diatas dapat kita ketahui bahwa Tujuan Instruksional Khusus merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting bagi jalanya proses kegiatan belajar mengajar, maka dalam makalah ini akan dibahas bagaimana perumusan Tujuan Instruksional Khusus.


B.     Definisi Sistem Instruksional

Sistem instruksional adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yang sering dipakai oleh banyak tenaga pengajar, model instruksional yaitu suatu model yang terdiri atas empat komponen yang secara hakiki berbeda satu sama lainnya, model ini menitikberatkan pembuatan keputusan intelektual oleh guru sebelum dan sesudah pengajaran dan oleh karenanya, sebenarnya lebih berupa suatu model perencanaan dan penilaian dari suatu model “prosedur mengajar”. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan tujuan-tujuan instruksional secara spesifik dalam bentuk perilaku siswa.

Kedua mengadakan penilaian pendahuluan terhadap keadaan siswa pada saat ini dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan instruksional tersebut. Dan ketiga menilai pencapaian tujuan-tujuan tersebut oleh siswa.

Untuk lebih mudah dalam memahaminya, marilah kita uraikan satu persatu.
  1. Penentuan Tujuan yang Spesifik
Tujuan-tujuan instruksional didalam model-model komponen ini harus dirumuskan secara spesifik dalam bentuk perilaku akhir siswa. Hampir setiap pendidik mengakui pentingnya penentuan tujuan, tetapi akhir-akhir inipun hanya sedikit yang menganjurkan perlunya dirumuskan tujuan itu secara jelas, yaitu tujuan : bagaimana seharusnya siswa berperilaku pada akhir pengajaran. Model instrusional ini menuntut agar tujuan-tujuan tersebut dirumuskan secara jelas dan tegas dalam bentuk perilaku siswa.

  1. Penilaian Pendahuluan
Langkah kedua dalam model instruksional ini menuntut agar guru memeriksa  perilaku mula siswa. Istilah penilaian “pendahuluan“ digunakan sebagai pengganti dari “tes-awal” hanya karena “penilaian pendahuluan” mencakup macam prosedur penilaian yang lebih banyak dari pada hanya dari pada tes ter tulis. Satu keuntungan nyata dari penilaian pendahuluan ialah bahwa guru dapat mengetahui sudahkah siswanya memiliki perilaku yang hendak dikembangkannya. Sangat mungkin kemampuan siswa lebih besar dari pada yang diduga guru. Kalau itu terjadi waktu berminggu-minggu terbuang sia-sia karena siswa-siswa “diajarkan” hal-hal yang sudah mereka ketahui. Dalam arti yang sama, sering pengetahuan mereka jauh lebih sedikit dari apa yang diduga oleh guru.

  1. Pengajaran
setelah guru mengadakan penilaian pendahuluan, dan barangkali mengubah tujuan-tujuan instruksional, langkah berikutnya yaitu merencanakan program pengajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan yang dikehendakinya. Perencanaan ini memang rumit sekali, namun demikian, sesudah ada pernyataan yang jelas tentang tujuan apa yang dikehendaki, maka masalah itu menjadi jauh lebih mudah.

  1. Penilaian
langkah keempat dalam model instruksional ini adalah menilai taraf pencapaian tujuan-tujuan instruksional oleh para siswa. Pada waktu inilah guru menentukan sudahkah siswa-siswanya seperti yang direncanakan ketika ia merumuskan tujuan-tujuan. Masalah pengembangan prosedur penilaian tertentu, seperti siapan suatu tes, sebagian besar pastilah terpecahkan, jika tujuan telah dirumuskan secara spesifik. Tidak jarang tujuan yang sangat spesifik juga memuat pernyataan tentang prosedur penilaian. Pada hakikatnya tujuan dan penilaian seharusnya sama; yaitu butir-butir tes seharusnya disusun sesuai dengan jenis perilaku yang ditentukan dalam tujuan.


C.    Tujuan Pembelajaran dengan Sistem Instruksional

Tujuan instruksional yang dikembangkan pada saat ini adalah tujuan instruksional ganda, dalam artian bahwa tujuan instruksional ini memiliki dua komponen yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

  1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan instruksional umum ini merupakan tujuan dari kurikuler, ialah tujuan pendidikan secara umum menjadi tujuan khusus dan operasional, sebab pada dasarnya tujuan pendidikan hanya dapat mungkin di capai bila tujuan itu di rumuskan ke dalam rumusan yang  khusus dan operasional.

  1. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) merupakan lanjutan dari tahap-tahap pengembangan instruksional yang diawali dari mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan selanjutnya melakukan analisis instruksional dan mengidentifikasi perilaku karakteristik awal siswa lalu selanjutnya menuliskan tujuan Instruksional Khusus.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) merupakan terjemahan dari specific instructional objective. Literatur asing menyebutkannya pula sebagai objective, atau enabling objective, untuk membedakannya dengan general instructional objective, goal, atau terminal objective. Yang berarti tujuan instruksional umum (TIU) atau tujuan instruksional akhir.

Dalam program applied approach (AA) yang telah digunakan di perguruan tinggi seluruh Indonesia TIK disebut sasaran belajar (sasbel) (Suparman, 2004: 158). Sasbel menurut Soekartawi, Suhardjono dkk (1995: 41) adalah pernyataan tujuan instruksional yang sudah sangat rinci. sasaran belajar harus dituliskan dari segi kemampuan peserta didik. Artinya mengungkapkan perubahan apa yang diharapkan terjadi pada diri mahasiswa setelah mengikuti pengajaran pada satu pokok bahasan tertentu.

Berdasarkan apa yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan Instruksional Khusus merupakan suatu rumusan yang menjelaskan apa yang ingin dicapai, atau menjelaskan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari apa yang dipelajari oleh siswa.


D.    Komponen Sistem Instruksional

Ada berbagai macam komponen dalam sistem instruksional yang antara lain terdiri atas pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Marilah kita uraikan satu persatu untuk lebih jelasnya.
a.       Pesan
Pesan adalah pelajaran / informasi yang diteruskan oleh komponen laindalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Contohnya bidang studi mata pelajaran seperti IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan lainnya.

b.      Orang
Manusia bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar. Contohnya adalah guru pembina, tutor/mentor sebaya, pembicara dan lain sebagainya.

c.       Bahan
Sesuatu (biasa pula disebut program atau software) yang mengandung pesan untuk disajikan, melalui penggunaan alat atau pun oleh dirinya sendiri. Contohnya transparasi, film, majalah, bahan pengajaran terprogram dan lain – lain.

d.      Alat
Sesuatu yang disebut dengan hardware yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan didalam bahan. Contohnya film, pesawat televisi dan lain –lain.
e.       Teknik
Prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Contohnya pengajaran terprogram, belajar sendiri, mastery learning, ceramah kuliah dan lain – lain.

f.       Lingkungan
Situasi sekitar dimana pesan diterima. Contoh lingkungan fisik : gedung sekolah, perpustakaan dan lain sebagainya.

Tiap unsur komponen tersebut merupakan sumber belajar bagi siswa atau sebaliknya, komponen sistem instruksional atau sumber belajar tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.






No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi gunawanyuli blog.