Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

BAB I
PENDAHULUAN

Seseorang yang belajar membaca dapat dianggap berhasil jika ia benar-benar telah dapat membaca. Untuk bisa dianggap dapat memvaca, orang itu harus dapat membuktikannya dengan tingkah laku atau perbuatan tertentu, misalnya mengucapkan apa yang dibacanya dan memahami apa yang dibacanya itu. Dengan mengamati tingkah laku atau perbuatan yang membuktikan kemahirannya itu, orang lain dapat menilai apakah orang yang belajar membaca itu memang sudah dapat membaca atau belum. Dengan perkatan lain, pengamat atau orang lain mengevaluasi keberhasilan orang yang belajar membaca itu.
Pada dasarnya, evaluasi itu sama untuk
semua bidang studi atau mata pelajaran. Tentu saja evaluasi itu ada yang bersifat khusus untuk bidang studi tertentu, bidang studi yang kurang penting atau bidang studi yang lain. Ini semua sangat tergantung dari sifat, cakupan, dan tujuan bidang studi atau mata pelajaran yang bersangkutan.
Setiap bidang studi atau mata pelajaran, pokok bahasan, dan sub pokok bahasan mempunyai tujuan yang mengacu kepada pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ada bidang studi atau mata pelajaran yang mempunyai titik berat pada pengetahuan (keterampilan dan sikap bukannya tidak dihiraukan, melainkan relative dengan porsi kecil),  ada yang mementingkan keterampilan (pengetahuan dan sikap mempunyai porsi kecil), dan ada pula yang mengutamakan sikap (pengetahuan dan keterampilan dalam porsi kecil).
Ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social dan matematika adalah contoh untuk bidang studi yang mempunyai titik berat pada pengetahuan. Olahraga, seni suara dan mengetik merupakan contoh yang mementingkan keterampilan. Agama, pendidikan moral pancasila, dan pendidikan sejarah perjuangan bangsa lebih mengutamakan sikap.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap saling melengkapi. Walaupun titik beratnya pada pengetahuan, seseorang yang mempelajari biologi perlu memiliki keterampilan, misalnya dalam hal memanfaatkan alat-alat laboratorium dan mengumpulkan serta mengolah data. Selain itu ia juga perlu memiliki sikap tertentu, misalnya biologi adalah bidang yang menarik. Karena itu evaluasi harus dilaksanakan dengan benar. Sayangnya dalam dunia pendidikan kita sekarang ini, evaluasi belajar masih memperihatikan. Padahal, apabila evaluasi kurang tepat dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Mungkin karena adanya kesalahan evaluasi, seorang pemuda berbakat ditolak masuk ke akademi militer. Padahal jika diterima, barangkali pemuda itu akan berhasil menjadi seorang jendral atau presiden yang baik kelak dikemudian hari. Sebaliknya dapat terjadi, seorang ynag dinyatakan lulus SNMPTN dan diterima kuliah di UNNES, padahal ia sama sekali tidak berbakat menjadi guru.
Karena begitu pentingnya evaluasi maka penulis bermaksud mengulas sedikit tentang evaluasi dalam pendidikan dalam makalah ini.
Rumusan masalah
  1. Apa saja pengertian pengukuran menurut beberapa ahli?
  2. Apa saja pengertian penilaian menurut beberapa ahli?
  3.  Apa saja pengertian evaluasi menurut beberapa ahli?

Tujuan penulisan
  1. Untuk mengetahui pengertian  pengukuran menurut beberapa ahli.
  2. Untuk mengetahui pengertian  penilaian menurut beberapa ahli.
  3. Untuk mengetahui pengertian  evaluasi menurut beberapa ahli.

Manfaat
  1. Untuk mengetahui perbedaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi.
  2. Evaluasi dapat digunakan untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar untuk perbaikannya.
 



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
1.      Pengukuran
Pengukuran yang dalam bahasa inggris dikenal dengan measurement dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk “mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Pengukuran juga dapat diartikan menghitung atau menetapkan angka-angka sehingga kita dapat menggambarkan sesuatu secara lebih seksama.
Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.
Misalnya, kita ingin mengukur suhu badan anak teknologipendiidkan dengan thermometer. Hasilnya akan bervariasi, ada yang 360C, 380C, 390C dan lainnya.
Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (1) pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu. Misalnya pengukuran yang dilakukan oleh penjahit pakaian mengenai panjang lengan, panjang kaki, lebar bahu dan sebagainya. (2) pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu. Misalnya pengukuran untuk menguji daya tahan nyala lampu pijar dan sebagainya (3) pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan cara menguji sesuatu, misalnya mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai raport yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar. Pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal dalam dunia pendidikan.
2.      Penilaian
Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya adalah kualitatif. Misalnya, seseorang yang suhu badannya 360 C termasuk orang yang normal kesehatannya, dengan demikian orang tersebut dapat ditentukan sehat badannya. Dari 100 butir soal, 80 butir dijawab dengan betul oleh Tarno, dengan demikian dapat ditentukan bahwa Tarno termasuk anak yang pandai.
Masroen menegaskan bahwa istilah penilaian (setidak-tidaknya dalam bidang psikologi dan pendidikan) mempunyai arti yang lebih luas dibandingan dengan pengukuran.
Sementara Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
3.      Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh informasi yang berguna untuk menentukan mana dari dua atau lebih alternative yang paling diinginkan. Karena penentuan atau keputusan seperti itu biasanya tidak diambil secara acak maka alternative-alternatif itu harus diberi nilai relative. Pemberian nilai itu memerlukan pertimbangan, dan pertimbangan yang rasional didasarkan atas informasi. Jadi dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah cara memperoleh informasi untuk mengambil keputusan.
Edwind Wandt dan Geralt W. Brown (1977) evaluation refer to the act or procces to determining the value of something. Menurut definisi ini maka istilah evaluasi itu menunjuk pada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Wiersma dan Jurs berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai.
Arikunto menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai
Pengertian lain evaluasi adalah suatu proses ketika orang mempertimbangkan suatu barang atau gejala dengan menggunakan patokan-patokan tertentu, yaitu patokan-patokan yang mengandung pengertian baik atau tidak baik, memadai atau tidak memadai, memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat, dan sebagainya. Masing-masing dari dua “golongan” itu dapat dibagi lagi sesuai dengan kebutuhan. Misalnya golongan “baik” dapat dibedakan atas “baik sekali”, “baik”, “cukup”. Sedangkan “tidak baik” dapat dibedakan menjadi misalnya “jelek”, “jelek sekali”. Dalam dunia pendidikan misalnya kita kenal adanya nilai A, B, C, D, dan E.

4.      Assesment
Wiggins (1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa.  Oleh karena itu, maka Popham (1995) menyatakn bahwa asesmen sudah seharusnya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan merupakan hal yang terpisahkan.
Resnick (1985) menyatakan bahwa pada hakikatnya asesmen menitikberatkan penilaian pada proses belajar siswa.  Berkaitan dengan hal tersebut, Marzano et al. (1994) menyatakan bahwa dalam mengungkap konsep yang telah dicapai , akan tetapi juga tentang proses perkembangan bagaimana suatu konsep tersebut diperoleh.  Dalam hal ini asesmen tidak hanya dapat menilai hasil dan proses belajar siswa, akan tetapi juga kemajuan belajarnya.
Gabel (1993:388-390) mengkategorikan asesmen kedalam dua kelompok besar, asesmen tradisional dan asesmen alternative.  Asesmen yang tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas.  Sementara itu yang tergolong kedalam asesmen alternative (non-tes) adalah essay/uraian, penilaian praktek, penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar Cek, penilaian oleh teman sebaya/sejawat, penilaian diri (self assessment), pertofolio, observasi, diskusi dan interviu (wawancara).



  1. Perbedaan Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Untuk memperjelas perbedaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi. Maka penulis menspesifikakan pengertian dari masing – masing :
·               Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
·               Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
·               Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
Jadi kesimpulannya, perbedaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi terletak pada cara yang digunakan dalam menentukan nilai dari sesuatu.


  1. Contoh Evaluasi Dalam Pendidikan

Kisi-kisi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Mata Pelajaran            : Teknologi Informasi dan Komunikasi SD kelas IV
Kurikulum acuan         : 2004
Alokasi Waktu            : 60 menit
Jumlah Soal                 : 40 Soal
Bentuk Soal                : Pilihan ganda

Kompetensi Dasar
Indikator
Jumlah Soal
Nomor soal
Mengenal software pengolah kata
Menunjukkan icon-icon:
-          Pembuka
-          Penyimpan
-          Penutup
-          Pencetak

1
1
2
1

1
2
3-4
5
Mengolah dokumen
  • Membuka dokumen
  • Mengetik dokumen
  • Menyimpan dokumen
  • Mencetak dokumen
  • Menyimpan dengan nama lain
1
1
1
1
1
6-7
8
9
10
11
Jumlah soal
11
11




KESIMPULAN

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan (belajar) seseorang. Evaluasi mengacu kepada tujuan dan persyaratan tertentu. Pada dasarnya evaluasi adalah sama untuksemua bidang studi atau mata pelajaran. Ada bidang studi yang menitik beratkan pada ilmu pengetahuan (IPA, IPS, Matematika), ada yang mementingkan keterampilan (Olah raga, seni suara), da nada pula yang mengutamakan sikap (agama, Pendidikan Pancasila, Sejarah). Jadi antara pengetahuan, keterampilan dan sikap saling melengkapi.
Evaluasi penting sekali, bahkan sangat menentukan dalam system pendidikan. Karena itu evaluasi harus dilaksanakan dengan benar. Kesalahan evaluasi dapat menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang sangat tidak kita harapkan.


















DAFTAR PUSTAKA


Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Subiyanto. 1988. Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto, Suharsimi dan Jabar, CSA. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.
Surapranata, Sumarna. 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi gunawanyuli blog.