Program Drama
1. Tema : Cinta
2. Judul : Dokter Cinta Desa Karangrejo
3. Sasaran : Pemuda-Pemudi
4. Pelaku : 1. Asti
2. Giman
3. Surini
4. Ardi
5. pak Slamet (Pasien)
6. Ibu Asti
7. Kepala Puskesmas ds Karangrejo
8. Harjo
9. Supir Asti
10. pak bejo (warga kampung)
5. Sinopsis
TAHAP I: Pemaparan
Asti adalah seorang lulusan universitas kedokteran yang memulai karirnya sebagai dokter
di sebuah desa terpencil bernama desa Karangrejo. Asti membuka rumah praktek kedokteran. Di desa Karangrejo Asti mendapat teman baru yang baik hati bernama Giman. Giman selalu memberi dorongan dan semangat kepada Asti pada waktu Asti sedang dalam kesusahan.TAHAP II: Pengembangan
Hari demi hari Asti lalui dengan baik meskipun belum banyak pasien yang datang ke tempat prakteknya. Suatu hari Surini seorang gadis kampung desa Karangrejo tersebut datang kepada Asti untuk memberi tawaran menjadi asistennya Asti yaitu sebagai pencatat pasien yang datang untuk berobat kepada Asti. Semenjak itulah pasien Asti semakin bertambah banyak. Asti juga bingung karena setiap pasien yang datang sekarang meminta pengobatan gratis karena dirasa Asti adalah dokter yang kaya jadi tidak perlu bayaran. Asti pun terpaksa memberi pengobatan gratis kepada semua pasiennya. Asti pun kurang tahu apa penyebabnya, sampai-sampai dari pihak Puskesmas datang kepada Asti dan memberi komplain kepadanya karena Puskesmas akan tidak laku jika Asti selalu memberi pengobatan Gratis.
Asti selalu memberi kabar kepada orang tua dan pacarnya tentang keadaanya di sana. Suatu hari saat Asti mencoba menelpon pacarnya ternyata yang mengangkat adalah seorang perempuan. Asti tetap berusaha menghubungi Pacarnya yang bernama Ardi tersebut dan akhirnya berhasil. Ardi menjelaskan bahwa yang mengangkat teleponnya tadi adalah sekretaris kantornya. Tak lama mereka mengobrol akhirnya teleponnya mati. Asti masih penuh dengan tanda tanya.
Giman dan Harjo berkelahi yang diketahui penyebabnya adalah mereka ingin merebutkan Asti untuk menjadi pacarnya. Mereka dilerai oleh Surini tapi tetap berkelahi. Datanglah Asti dan melerai mereka. Asti menjelaskan bahwa dia tidak mungkin menerima cinta salah satu dari mereka karena Asti sudah mempunyai pacar. Asti kemudian pulang kerumahnya dan menelpon ibunya dan menyatakan bahwa dia sudah tidak betah lagi tinggal di desa Karangrejo karena cobaannya begitu banyak.
TAHAP III : Klimaks
Paginya Asti bergegas untuk pulang ke Jakarta dengan supir pribadinya. Giman datang dan mencoba menahan Asti untuk tetap tinggal di desa Karangrejo karena banyak yang membutuhkannya. Giman juga menyatakan bahwa sapinya sedang sakit dan membutuhkan pertolongan Asti. Asti tidak menghiraukannya dan tetap pergi. Sebelum mobil Asti keluar dari desa Karangrejo Asti meminta kepada supirnya untuk kembali ke desa lagi karena barangnya yang ketinggalan. Setelah sampai di desa Asti bergegas ke kandang sapinya Giman. Giman kaget dan Asti segera memeriksa sapi Giman.
Surini terkejut ketika Asti sudah berada di kandang sapi Giman padahal yang dia tahu adalah Asti sudah pergi meninggalkan desa pagi itu. Surini lewat di depan rumah Asti dan kedapatan ada dua buah mobil yang parkir di depan rumah Asti. Diketahuinya salah satu dari mobil tersebut adalah mobil Asti dan yang satunya keluar seseorang yang tak lain adalah pacar Asti. Surini segera menghampiri Ardi dan akan menghantarkannya dimana Asti berada. Sampai di kandang Giman, Ardi segera mengajak Asti pergi dari tempat itu. Asti tidak mau diajaknya dan bertanya kepada Ardi siapa sebenarnya perempuan yang mengangkat teleponnya pada saat itu. Ardi mengajaknya pergi ke tempat lain untuk membicarakan tentang hal itu. Ardi menjelaskan bahwa sebenarnya perempuan itu adalah istrinya dan mereka sedang berbulan madu saat Asti meneleponnya saat itu. Asti tersentak dan begitu sakit perasaannya ketika mendengar pengakuan Ardi.
TAHAP IV: Peleraian
Asti menangis sejadinya dan meninggalkan Ardi. Asti kembali ke kandang sapi untuk mengambil tasnya. Asti terjatuh saat mengambil tasnya. Seketika Giman menolong Asti dan diketahui oleh Ardi. Ardi kembali memarahi Giman agar Giman tidak menyentuh Asti karena Giman adalah orang kampung. Asti memperingatkan Ardi agar Ardi tidak berbicara seperti itu lagi. Karena meskipun orang desa Giman adalah seorang yang tulus. Ardi tidak menghiraukan Asti dan kemudian Ardi kembali menggandeng tangan Asti dan mengajaknya pergi dari tempat itu. Asti meronta-ronta tidak mau. Dan Giman pun tidak tinggal diam. Giman berkata kepada Ardi agar Ardi segera melepaskan tangan Asti karena Asti tidak mau dipaksa. Ardi kemudian melepaskan tangan Asti dan berkata kepada Asti bahwa dia mempersilahkan memilih pemuda kampung itu dan Ardi pun segera pergi meninggalkan Asti dan Giman.
Ardi menenangkan Asti dan kemudian kembali bertanya kepada Asti apakah Asti benar-benar ingin pergi dari desa Karangrejo. Asti menjawab bahwa dia tidak mau meninggalkan desa Karangrejo karena memang banyak yang membutuhkannya di situ. Yang menyebabkan dia tidak betah adalah Surini. Surini kurang suka dengan kehadiran Asti. Karena semenjak kedatangan Asti, Giman yang disukai Surini selalu dekat dengan Asti. Surini cemburu dengan itu dan Surini mencoba berbagai cara agar Asti tidak betah di desa Karangrejo. Giman pun bersuka karena bahwa Asti tidak jadi pergi meninggalkan desa Karangrejo. Giman kembali menyatakan cintanya kepada Asti. Asti pun dengan tegas menjawab bahwa sebenarnya dia pun mempunyai rasa yang sama dengan Ardi. Mereka pun berpelukan bahagia.
- Treatment :
Adegan 1
Narator menjelaskan latar belakang Asti.
Adegan 2
Giman menerangkan tentang desa Karangrejo. Asti bercerita tentang pengalaman pertamannya menjadi dokter di puskesmas dan dokter praktek di rumahnya.
Adegan 3
Narator menerangkan bahwa waktu sudah malam dan ada seorang warga kampung yang istrinya mau melahirkan.
Adegan 4
Asti dan pak Bejo saling menawar.
Adegan 5
Datang Giman dan memberi dorongan kdp Asti dan akhirnya Asti mau menolong pak Bejo.
Adegan 6
FX suara bayi lahir. Asti bersorak kegirangan dan berterimakasih kepada Giman. Giman pun senang.
Adegan 7
Narator menjelaskan bahwa Asti kemudian diam2 menyimpan rasa ke Giman.
Adegan 8
FX suara burung berkicau. Pagi-pagi sekali Surini datang ke rumah Asti dan memberi tawaran kepada Asti agar Surini bisa diterima menjadi asistennya. Berkali2 Surini memohon dan akhirnya diterima Asti
Adegan 9
Narator menjelaskan setelah Surini menjadi asistennya Asti semua pasien yang datang kepada Asti selalu meminta pengobatan gratis.
Adegan 10
Perbincangan Asti dengan pasien.
Adegan 11
Narrator menjelaskan bahwa Asti pun bingung kenapa semua pasien selalu meminta pengobatan gratis dan berdampak pada pihak puskesmas yang datang ke rumah Asti untuk mengkomplain.
Adegan 12
Perbincangan kepala puskesmas dengan Asti.
Adegan 13
Narator menjelaskan Asti selalu memberi kabar kepada orang tuanya tentang semua kejadian yang dialaminya di desa termasuk tentang pasien2 yang meminta pengobatan gratis.
Adegan 14
Perbincangan Asti dengan ayahnya yang menyatakan bahwa Asti tidak betah lagi tinggal di desa karena kejadian-kejadian yang membuatnya pusing.
Adegan 15
Narrator menjelaskan bahwa pacar Asti juga selalu diberi kabar dari Asti. Dan suatu hari seorang perempuan yang mengangkat telepon Asti saat dia sedang menghubungi pacarnya. Asti masih bertanya2 tentang hal itu.
Suatu hari Giman dan Harjo kedapatan berkelahi untuk merebutkan Asti. Dan dilerai oleh Surini tapi tetap bertengkar.
Adegan 16
Pertengkaran Giman dan Harjo.
Adegan 17
Peleraian dari Surini
Adegan 18
Peleraian dari Asti
Adegan 19
Narrator menjelaskan bahwa Asti yang akhirnya berhasil melerai mereka dengan menjelaskan bahwa dia tidak bisa menerima cinta mereka karena Asti sudah punya pacar.
Adegan 20
Narrator menjelaskan bahwa Asti menelepon ibunya setelah kejadian itu, dia menyatakan bahwa dia benar2 tidak betah lagi tinggal di sana.
Adegan 21
Perbicangan Asti dengan Ibunya.
Adegan 22
Narrator menjelaskan bahwa Asti akan pergi meninggalkan desa itu pagi hari itu juga. Giman mencoba menahan Asti agar tetap tinggal di desa. Hal itu diketahui oleh Surini.
Adegan 23
Perbicangan Asti dengan Giman.
Adegan 23
Narator menjelaskan bahwa Asti tidak tenang kalau dia meninggalkan desa. Dan dia memutuskan untuk kembali ke desa dengan mengatakan kepada supirnya bahwa ada barangnya yang ketinggalan. Sesampainya di desa Asti segera pergi ke kandang sapinya Giman.
Adegan 24
Perbincangan Giman dengan Asti yang menyatakan bahwa Giman kaget dengan kehadiran Asti.
Adegan 25
Narrator menjelaskan bahwa Surini kaget karena Asti kembali lagi. Dia juga melihat ada dua mobil di depan rumah Asti yang diketahui bahwa mobil satunya adalah mobil pacar Asti. Surini segera menghampirinya dan menemukan Ardi dengan Asti yang sedang bersama Giman.
Adegan 26
Perbincangan Surini dengan Ardi.
Adegan 27
Narator menjelaskan bahwa Ardi terkejut ketika dia melihat Asti sedang bersama Giman
Adegan 28
Percakapan Asti dengan Ardi
Adegan 29
Narrator menjelaskan bahwa Ardi mengajak Asti pergi dari tempat itu untuk membicarakan masalah pribadinya. Ardi pun mengakui yang sebenarnya terjadi.
Adegan 30
Perbincangan Asti dengan Ardi yang menyebabkan Asti kecewa.
Adegan 31
Narrator menjelaskan bahwa Asti menangis dan meninggalkan Ardi dna kembali ke kandang sapi untuk mengambil tasnya. Saat mengambil tasnya Asti tersandung dan terjatuh. Giman menolongnya.
Adegan 32
Narrator menjelaskan Ardi mengetahui hal tersebut dan melarang Giman untuk mendekati Asti. Tapi Asti ganti memarahi Ardi.
Adegan 33
Perbincangan Asti dengan Giman.
Adegan 34
Perbincangan Asti dengan Ardi
Adegan 35
Narrator menjelaskan bahwa Ardi menggandeng tangan Asti dan Asti meronta2 tidak mau.
Adegan 36
Perbincangan Asti dengan Ardi
Adegan 37
Giman melarang Ardi agar tidak memaksa Asti untuk pergi karena Asti Tidak mau.
Adegan 38
Narrator menjelaskan bahwa Ardi pergi meninggalkan Asti dan Giman.
Adegan 39
Perbincangan Asti dengan Giman
Adegan 40
Narrator menjelaskan bahwa Asti dan Giman akhirnya saling menyatakan cinta dan akhirnya mereka berpelukan bahagia.
- Naskah
No. | Nama | Keterangan |
1 | NARATOR | Asti adalah seorang lulusan sarjana kedokteran. Dia memulai karirnya sebagai seorang dokter dengan bekerja di Puskesmas di desa Karangrejo dan membuka praktek kedokteran di rumahnya yang telah disediakan ayahnya untuk di. Di desa tersebut Asti berjumpa dengan Giman seorang pemuda yang baik hati. |
2 | ASTI | Bagaimana dengan desa Karangrejo ini Giman? |
3 | GIMAN | Desa ini adalah desa yang banyak penduduknya, tetapi pendidikannya kurang. Rata-rata penduduk desa ini bekerja sebagai petani. Kamu sendiri gimana Asti? |
4 | ASTI | Ini adalah pengalaman pertamaku bekerja dan jauh dari orang tua. Ini adalah saatnya aku membuktikan bahwa aku akan menjadi dokter yang dapat menolong orang banyak. Aku diterima dengan baik di Puskesmas itu dan selama 3 hari ini aku sudah mendapat pasien di tempat praktekku ini. |
5 | GIMAN | Wah bagus itu Asti, semoga apa yang kamu harapkan dapat tercapai. Kalau kamu butuh bantuan bilang saja, pasti aku akan membantu kamu. |
6 | NARATOR | Perjumpaan Asti dengan Giman sangat baik dan merekapun mulai akrab. Pada suatu malam Asti kedatangan seorang penduduk desa yang istrinya akan melahirkan. |
7 | PAK BEJO | Permisi, bu dokter. Tolong saya bu, istri saya mau melahirkan. |
8 | ASTI | Ha? Tapi pak, saya bukan dokter kandungan atau bidan, bapak cari saja bidan. |
9 | PAK BEJO | Sudah saya cari bu, tapi bidannya juga sedang tidak ada di rumah. Tolonglah saya bu. Ibu bukan dokter kandungan tapi ibu juga seorang dokter kan? |
10 | GIMAN | Iya benar pak Bejo, kamu bukan dokter hewan tapi kamu juga bisa menyembuhkan sapiku yang sedang sakit. Jadi sekarang kamu percaya saja dengan kemampuanmu, bila kamu yakin dan memiliki jiwa untuk menolong orang maka yang di atas akan memberi jalan kepadamu. |
11 | ASTI | Baiklah kalau begitu, tunggu sebentar ya, saya mau mengambil peralatan dan ganti baju. |
12 | PAK BEJO | Terimakasih ya nak Giman |
13 | NARATOR | Asti pun menyetujui apa yang dikatakan Giman dan merekapun menuju rumah Pak Bejo. |
14 | FX | Suara bayi lahir |
15 | ASTI | Giman, aku berhasil menyelamatkan bayi dan istrinya pak Bejo. Aku senang sekali. Terimakasih ya giman. |
16 | GIMAN | Iya Asti sama-sama. Saya juga ikut senang. |
17 | NARATOR | Dengan kegembiraan Asti, dia tidak sadar kalau dia dengan reflek memeluk Giman. Dan dari malam itu, muncullah rasa Asti ke Giman. Dia masih ragu dengan perasaannya itu karena dia masih punya pacar. |
18 | FX | Suara burung berkicau |
19 | SURINI | Pagi dokter Asti, bolehkan saya membantu dokter Asti untuk menjadi Asisten bu dokter. |
20 | ASTI | Jangan dulu deh. Pasien saya pun kan belum banyak. |
21 | SURINI | Maka dari itu, saya nanti akan mandata siapa saja yang akan masuk menjadi pasien bu dokter. Saya yakin sebentar lagi pasien bu dokter akan bertambah banyak. |
22 | ASTI | Ya terserah kamu aja lah, tapi saya belum bisa menggaji kamu lho. |
23 | SURINI | Tidak apa2 bu, untuk kali ini saya iklas membantu bu dokter. |
24 | NARATOR | Sejak Surini bekerja dengan Asti, pasien-pasien Asti menjadi semakin banyak. |
25 | PASIEN | Bu dokter pengobatan ini gratis kan? Ibu kan orang kaya, jadi gak perlu bayaran kan? |
26 | ASTI | Baiklah, untuk bapak saya berikan pengobatan gratis. |
27 | NARATOR | Asti menjadi bingung karena semakin banyak pasien, semakin banyak pula pasien yang meminta pengobatan gratis. Asti tidak berani menolak jika pasien meminta pengobatan gratis. Suatu hari kepala puskesmas datang ke rumah Asti untuk membicarakan tentang pengobatan gratis di tempat Praktek Asti. |
28 | KEPALA PUSKESMAS | Bu Asti tidak baik kalau ibu selalu memberi pengobatan gratis kepada setiap warga desa ini. Jika itu terus ibu lakukan maka Puskesmas tidak akan laku. |
29 | ASTI | Tapi bukan saya yang memngadadakan pengobatan gratis ini pak |
30 | KEPALA PUSKESMAS | Tolonglah buk, jika ibu masih terus begini maka puskesmas akan tutup. |
31 | ASTI | Baiklah pak saya akan memberi pengobatan gratis hanya kepada orang yang memang sangat membutuhkan. |
32 | NARATOR | Asti masih bingung dengan semua itu. Dia kemudian memberi kabar kepada ibunya lewat telepon. |
33 | ASTI | Mah, aku mulai tidak betah tinggal di sini. |
34 | IBU ASTI | Memang kenapa sayang? |
35 | ASTI | Aku tidak tahu siapa yang menyebarkan gossip kalau pengobatan di tempatku gratis, dan semua orang yang datang meminta pengobatan gratis. Bahkan tadi dari pihak puskesmas datang ke rumah. Katanya jika aku masih memberi pengobatan gratis makan puskesmas akan tutup. Aku jadi gak enak mah. |
36 | IBU ASTI | Itu cobaan sayang, setiap usaha pasti ada resikonya. Ini adalah awal kamu bekerja, jadikan ini sebagai pelajaran buat kamu. Kamu tadi bilang gimana dengan pihak puskesmas? |
37 | ASTI | Aku bilang akan memberi gratis hanya kepada pasien yang memang benar2 membutuhkan bantuan. |
38 | IBU ASTI | Bagus itu sayang, kamu benar sekali. |
39 | NARATOR | Setelah berbicara dengan ibunya, Asti kemudian menelepon pacarnya. Tapi Asti kecewa karena yang mengangkat adalah seorang perempuan. Asti masih bertanya-tanya tentang hal itu siapa sebenarnya perempuan itu. Suatu hari Giman dan Harjo bertengkar. Sepertinya mereka merebutkan Asti. |
40 | GIMAN | Kamu tidak akan mendapatkan Asti, karena Asti sangat baik kepadaku. |
41 | HARJO | Tidak mungkin, aku nanti yang bakal mendapatkan Asti. Dia tidak pantas untukmu. |
42 | SURINI | Sudahlah, kalian jangan bertengkar terus. |
43 | HARJO | Kamu jangan ikut-ikutan rin. |
44 | ASTI | Hei apa yang sedang kalian tengkarkan? |
45 | SURINI | Mereka merebutkan kamu bu dokter |
46 | ASTI | Tidak, aku tidak akan menerima salah satu dari kalian karena aku sudah punya pacar. |
47 | NARATOR | Asti meninggalkan mereka dan merekapun terdiam. Asti kembali menelpon ibunya. |
48 | ASTI | Mah, aku bener2 sudah tidak betah tinggal lagi di sini, ada aja masalah yang datang. |
49 | IBU ASTI | Ada apa lagi sayang? Cerita dong sama mamah |
50 | ASTI | Pokoknya besok pagi aku pulang Jakarta |
51 | NARATOR | Asti merasa sudah tidak nyaman dengan keadaannya di desa Karangrejo. Pagi harinya Asti bergegas pulang ke Jakarta. Namun Giman menahan Asti waktu Asti mau masuk ke mobil. |
52 | GIMAN | Asti kamu mau kemana? |
53 | ASTI | Mau pulang ke Jakarta. Aku sudah tidak betah lagi tinggal di sini. |
54 | GIMAN | Kalau kamu pulang, bagaimana dengan sapi2ku? Padahal aku ke sini tadi mau minta tolong kamu untuk memeriksa sapiku yang sedang sakit. |
55 | ASTI | Gak tau lah man, aku tetep mau pulang Jakarta. |
56 | GIMAN | Kalau kamu pulang bagaimana dengan penduduk desa? Mereka masih mengharapkan bantuanmu. |
57 | NARATOR | Asti tidak menghiraukan Giman dan dia tetap pergi meninggalkan desa itu. Surini pun mengetahui kepergian Asti. Namun sebelum Asti keluar dari desa dengan mobilnya, Asti putar balik ke desa itu. |
58 | ASTI | Pak, balik lagi ke desa ya. Ada barang saya yang ketinggalan. |
59 | SUPIR ASTI | Baik non. |
60 | NARATOR | Sesampainya di desa Asti segera pergi ke kandang sapi Giman. |
GIMAN | Asti, kamu balik lagi? | |
ASTI | Iya, aku mau periksa sapimu. | |
NARATOR | Surini kaget dengan kedatangan Asti di kandang sapinya Giman. Lalu sewaktu Surini mau pulang dia melihat ada dua mobil di depan rumah Asti. Jelas yang satu adalah mobil Asti dan yang satunya belum dia ketahui. Ternyata keluarlah Ardi dari dalam mobil satunya lagi. Lalu Surini menghampiri Ardi dan dia berniat jahat lagi kepada Asti. | |
SURINI | Pak Ardi, mau ketemu dengan dokter Asti ya? | |
ARDI | Iya, saya mau bertemu dengan Asti. Kamu tahu dia dimana? | |
SURINI | Baiklah, akan saya antarkan pak Ardi ke dokter Asti. | |
NARATOR | Surini ingin agar Ardi marah kepada Asti karena Asti sedang berduaan dengan giman. Dan sampailah mereka kepada Asti dan Giman. | |
ARDI | Asti, apa yang kamu lakukan dengan pemuda kampung itu? | |
ASTI | Aku cuma memeriksa sapi Giman. Mas Ardi aku mau tanya. Siapa sebenarnya yang mengangkat teleponku kemarin? | |
ARDI | Itu sekretarisku Asti. | |
ASTI | Jawab yang jujur mas. | |
ARDI | Ayo ikut aku. Kita bicarakan ini di tempat lain. | |
NARATOR | Asti dan Ardi berbicara ditempat lain. Ardi akhirnya mengaku siapa sebenarnya perempuan itu. | |
ARDI | Asti, sebenarnya perempuan itu adalah istriku. Kita sedang berbulan madu di Bali. Aku belum mau menjelaskan ini kepadamu karena kamu baru aja senang dengan pekerjaan barumu. Aku datang ke sini ini mau menjelaskan kepadamu. | |
ASTI | Kenapa kamu berbuat seperti itu mas? Aku tidak percaya dengan semua ini. Jadi selama ini kamu menipuku? Sakit mas hati ini kamu sakiti seperti ini. | |
ARDI | Maaf Asti, tapi ini adalah keputusanku dengan keluargaku. | |
NARATOR | Asti menangis dan meninggalkan Ardi. Dia kembali ke kandang sapi untuk mengambil tasnya. Ketika Asti mengambil tasnya dia tersandung dan jatuh. Kemudian Giman menolongnya. Ketika Giman menolong Asti, Ardi datang dan kembali memperingatkan Giman agar tidak mendekati Asti. | |
ARDI | Hei orang kampung, kamu jangan sekali-kali menyentuh Asti. | |
ASTI | Kenapa mas emangnya? Kamu cemburu? Bukannya kamu sudah punya yang lain? | |
ARDI | Dia orang kampung Asti, dia kotor. Dia tidak pantas untuk nyentuh kamu. | |
ASTI | Mas, jaga omonganmu! Meskipun dia orang kampung, dia memiliki hati yang bersih dan tulus. | |
NARATOR | Ardi tetap memaksa Asti agar dia jauh dari Giman dan menariknya pergi. Tapi Asti meronta-ronta tidak mau. | |
ASTI | Lepaskan aku mas, sakit tanganku. | |
NARATOR | Giman datang dan menolong Asti. | |
GIMAN | Hei orang kota. Lepaskan Asti. Dia tidak mau kamu paksa, jadi jangan memaksanya lagi. | |
NARATOR | Ardi akhirnya mau melepaskan Asti dan pergi meninggalkan Asti dan Giman di tempat itu. | |
ASTI | Terimakasih ya Giman | |
GIMAN | Iya sama2 Asti. Jadi setelah ini kamu tetap mau pergi? | |
ASTI | Tidak, aku sudah tahu siapa dalang yang membuat aku tidak betah disini. Dia adalah Surini. Dia tidak senang dengan kehadiranku di sini. Lagian sudah ada orang yang membuat aku bersemangat lagi. | |
GIMAN | Ha? Siapa itu? | |
ASTI | Kamu.. | |
GIMAN | Jadi? | |
NARATOR | Akhirnya Asti dan Giman berpelukan bahagia. |
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi gunawanyuli blog.